Selasa, 09 Oktober 2018

Mawar putih IV

Ketika senja tiba aku selalu menunggu nya disini , tempat yg sama dimana aku bertemu dia untuk pertama kali nya .
Tepi danau di salah satu kota kecil di pinggiran ibukota
Saat aku melihat dia basah kuyup terkena hujan di pinggir danau ini dengan wajah sedih dan terduduk di rumput basah.

Ini adalah kisah tentang Dia yg aku tidak tahu namanya.

Chapter IV

Malam yg aku tunggu telah tiba dan mungkin ini mimpi yg sudah lama aku hayalkan .

Aku sudah membayangkan hal romantis yg akan aku lakukan dengan Kila , entah lah aku bisa atau tidak melakukannya .

Bagaimana tidak , aku berpikir sepanjang petang hingga malam untuk ini .

Dari ujung kaki hingga kepala aku sudah siapkan dan totalitas .

"Ternyata gue ganteng jugak kalau rapih gini" Ujarku didepan bercermin.

"Gak sia2 juga gue beli kemeja buat malam ini , demi kila !" Ujarku merapikan baju.

Suara datang dari depan pintu kamarku.
"Kak ?? Dina masuk ya ?"

"Masuk aja , pintunya gak di kunci kok Din" Ujarku.

"Wiihh...kakak mau kemana ? Keren banget" Ujar Dina melihat dari bawah sampai atas tubuhku.

"Ya pasti dong"
"Baru tau kalau kakak keren ?" Ujarku agak menyombong.

"Mau ketemu sama cewek ya ?" Ujar Dina penasaran.

"Doain aja , kan kamu pengen punya saudara perempuankan ?" Ujarku sembari memakai sepatu.

"Kakak perempuan ? Ya mau lah"
"Asal jangan ceroboh kayak kakak aja" Ujarnya mengejekku.

"Kalau kakak perempuan yg cantik terus baik ? Mau gak ?"
Ujarku sambil keluar dan mengunci pintu kamar.

"Iya mau banget kak" Ujarnya senang.

"Kalau gitu bantu kakak cariin jaket , cepetan ya"
"Kakak mau berangkat sekarang" Ujarku.

"Kakak mah kebiasaan letakin barang sembarangan" Ujarnya.

"Kamu udah makin mirip mamah ya" Ujarku keluar rumah.

"Dapet gak ? Kakak berangkat aja deh kalau gak nemu" Ujarku menyalakan motor.

"Bentar kak , nemu kok"
"Nih jaketnya" Ujarnya menyodorkan jaketku.

"Yaudah , kakak pergi dulu"
"Bilang sama mama kalau kakak pergi ke tempat jono" Ujarku memutar arah motorku.

"Ehh...Kenapa gak bilang aja sih kalau kakak mau ketemu sama gebetan kakak ?" Ujarnya sambil menahan motorku.

"Soalnya kalau kakak bilang ketemu gebetan , otomatis mama kan jadi kepo tuh"
"Kakak gak mau aja , kan biar suprise sama mama" Ujarku.

"Hum..iya deh"
"Pergi gih" Ujarnya menjauh dari motorku.

"Oke...kakak pergi dulu ya adik ku sayang" Ujarku menjalankan motor.

Lalu lintas jalanan di kotaku memang tidak terlalu padat dan macet seperti ibukota .

Ya karena hal itu juga yg membuat aku tidak terlambat janji bertemu dengan Kila .

Belum terhitung 30 menit , aku sudah menemukan rumah Kila .

"Ouhh...jadi ini rumahnya ?" Ujarku sambil menyamakan nomor rumah Kila di handphone ku.

"Kila ternyata tinggal di perumahan elit gini ?"
"Belum ketemu gue udah minder duluan" Ujarku dalam hati.

Ku matikan mesin motor dan segera turun menuju ke depan pintu rumah Kila .

"Duh...gue tengsin banget ni"
"Atau gue balik aja gak ya ?" Ujarku.

"Eh...kalau gue nyia-nyain kesempatan ini"
"Sama aja gue hancurin mimpi gue "
"Nggak ! Gue gak akan mundur buat kila" Ujarku dalam hati.

Sambil mengumpulkan keberanian dalam diri ku , aku pun akhirnya menekan bel pintu di rumah Kila .

Tak berapa lama aku menekan bel , terbukalah pintu rumah Kila yg mewah itu
Tapi bukan Kila yg keluar , melainkan Ayahnya.

Aku sempat terkejut melihatnya , tapi untungnya keberanian ku telah terkumpul .

"Assalamualaikum" Ujarku.

"Wa'alaikum salam" 
"Cari siapa ya dek ?" Ujar Ayahnya.

"A...anu om" Ujarku terbatah2

"Anu om ?"
"Kamu nyari saya ?" Ujar Ayanya.

"Bu...bukan om"
"Saya kesini mau ngajak Kila keluar"
"Saya temen sekolahnya Kila" Ujarku.

"Ooh...jadi kamu yg Kila ngomongin dari tadi"
"Sebentar ya bapak panggilkan Kila nya dulu" Ujar Ayahnya Kila.

"Hah ? Kila ceritain gue di depan bokapnya ?"
"Apa jangan2 Kila mau ngenalin gue ke orang tuanya ?"
"Tapi ini kan cepet banget kalau buat itu" Ujarku bertanya dalam hati.

Tak lama aku bertanya2 di dalam hati , tampak bayangan wanita di lantai teras rumah itu.

"Kila ?" 
Ujarku sambil melongo melihatnya.

Dia sangat cantik dengan dress putih itu , rambutnya yg di biarkan terurai bergelombang membuat mataku tak bisa berhenti melihatnya.

"Ke...kenapa ?"
"Gue jelek ya ? "
"Atau make up gue ketebelan ?"
Ujarnya bingung.

"...Enggak kok , bukan itu"
"Elo cantik banget malam ini" Ujarku memberikan senyum terbaik ku.

"Ah dasar lo...belum apa2 dah gombalin gue" Ucapnya tersipu malu.

"Mau berangkat sekarang atau duduk dulu ?" Ujarku menawarkan.

"Langsung aja yuk"
"gue janji ma bokap pulang nya cepet. Ujarnya menarik tanganku.

"Kila megang tangan gue ?"
"Gue gak mimpi kan ?" 
"Bener2 best day ever gue nih" Ujarku dalam hati.

Kami sudah sepakat untuk makan ke rumah makan tengah kota yg lumayan terkenal di kalangan anak muda kota ku .

Tempat yg cozy dan romantis , cocok buat pasangan muda seperti kami .

Sesampainya kami disana dan memesan makanan dan minuman pilihan kami  , Kila memulai percakapan .

"Diem aja Dan ?"
"Elo gak suka ya jalan sama gue ?" Ujar Kila.

"Ng...nggak kok"
"Malah gue seneng banget bisa jalan sama lo" Ucapku.

"Jadi kok lo diem aja sekarang ?"
"Selama dijalan juga cuman ngomongin rumah" Ujarnya penasaran.

Ya memang selama di perjalanan aku bingung memulai percapakan dengan Kila karena terlalu grogi nya .

Yg kami bicarakan dijalan hanya rumah Dia yg tak terlalu sulit aku temukan .

"Sorry deh kalau lo ngerasa gitu"
"Gak maksud buat lo gak nyaman" Ujarku.

"Hm...iyadeh gak pa2 kok Dan"
"Ini juga pertama kali gue jalan sama cowok di sini" Ucapnya.

"Hah ? Lo serius ?"
"Gue yg pertama jalan sama lo ?" Ujarku terkejut mendengarnya.

"Iya Dan"
"Emang kenapa ? Lucu ya ?" Ucapnya.

"Nggak kok"
"Ya aneh aja , cewek secantik elo gak pernah nge-date ma cowok" Ujarku.

"Ah...bisa aja loh Dan"
"Iyaa banyak sih yg ngajak gue jalan , cuman ya gitu"
"Gue nya yg gak srek ma mereka" Ucapnya.

"Terus kok elo mau jalan sama gue ?" Ujarku.

"Ya soalnya gue udah merhatiin elo udah lama Dan"
"Gue rasa lo anaknya unik"
"Makanya gue mau jalan sama elo" Ucapnya sambil menatapku.

"He...he...maksud lo unik ?" Ujarku tersipu.

"Ya siapa cobak yg bisa terlambat berulang kali di sekolah idaman , yg terkenal sama anak2 pinter nya ?"
"Ya elo Dan , lo beda aja" Ucapnya tertawa kecil.

"Haha..elo muji atau ngeledek nih ?" Ujarku.

Makanan pun sampai , kami terus berbincang tentang sekolah dan sekali2 tentang masalah pribadi.

Ayah Kila adalah pensiunan tentara dan Kila anak tunggal di keluarganya , dalam benak ku sudah pasti jika Ayahnya sangat protektif kepadanya .

Waktu sudah mulai larut , makanan di meja juga sudah tak tersisa
Kami putuskan untuk pulang , walaupun aku tak ingin mengakhiri malam yg indah ini .
Sesampainya di rumah Kila...

"Yaudah deh , gue balik ya kil" Ujarku sambil memutar arah motorku.

"Elo gak mau singgah dulu Dan ?" Ucapnya.

"Nggak deh , lain kali aja"
"Itu pun kalau lo ngasih , hehe " Ujarku.

"Ngomong pa'an sih"
"Ya pasti gue kasihlah" Ucapnya.

"Ya siapa tau setelah malam ini elo gak mau jalan ma gue lagi ?" Ujarku minder

"Justru setelah malam ini , gue mau ada lagi malam2 berikutnya" Ucapnya tersipu malu.

"Ma...maksud lo ?"
"Elo mau jalan sama gue lagi ?" Ujarku.

"Iya Dan"
"Dan gue harap juga elo ngerti yg gue maksud tadi di cafe" Ucapnya menatapku.

"Yg di cafe ?"
"Yg mana ??" Ujarku bingung.

"Hehe...masa cewek duluan yg ngomong"
"Dasar gak peka lo" Ucapnya tersenyum simpul.

"Iya...gue kan bukan dukun yg tau isi hati lo" Ujarku tertawa.

"Udah ah , besok jangan lupa jemput gue ya" Ucapnya sambil menuju pintu rumah nya.

"Jemput ?"
"O...oke besok gue jemput ya" Ujarku tersenyum lebar.

"Oya...satu lagi" Ucapnya.

"Apaan ?" Ujarku sambil menyalakan motor.

"Kamu hati2 ya" Ucap Kila sambil tersenyum.

"....degg...degg..."
"Kila bilang kamu ?"
"Jantung gue berasa mau meledak" Ujarku dalam hati.

"Pasti" Jawabku.

"Bye"
"Bye jugak"

Selama perjalanan pulang aku tersenyum tak karuan mengingatnya , mengingat senyum nya dan wajahnya saat tersipu malu .

Pikiran ku sekarang hanya terbayang wajahnya...



Bersambung...

Rabu, 03 Oktober 2018

Mawar putih III

Ketika senja tiba aku selalu menunggu nya disini , tempat yg sama dimana aku bertemu dia untuk pertama kali nya .
Tepi danau di salah satu kota kecil di pinggiran ibukota
Saat aku melihat dia basah kuyup terkena hujan di pinggir danau ini dengan wajah sedih dan terduduk di rumput basah
Ini adalah kisah tentang Dia yg aku tidak tahu namanya.

Chapter III

 Tiupan angin setelah hujan itu mengibaskan rambutnya yg hitam tergurai menutupi wajah sedihnya .

Setelah pertanyaan anehnya yg kujawab , dia meninggalkanku tanpa jawaban dari pertanyaanku yg tadi ku tanyakan .


Semakin jauh dia berjalan meninggalkanku dan pergi keseberang danau melewati jembatan kecil itu .


Aku hanya bisa diam melihatnya menjauh , di hatiku berkata...

"apa maksudnya dia nanya gitu ya ?"
"Cewek yg aneh" .

"Cepat banget terangnya"

"Tadi perasaan gelap banget deh tuh langit" Ujarku sambil menutupi pandanganku yg silau terkena matahari .

"Ohya...si dina !!"

"Udah telat lagi se-jam" Ujarku tersadar.

Segera ku ke motor dan menuju sekolah dina adikku .

"Duh....si dina dah balik apa belum ya ?" Ucapku dalam hati.

Di depan gerbang sekolahnya Dina sudah menungguku dengan wajah merengut .


"Ehh...adik kakak udah nungguin ya ?" Ujarku sambil memberikan helm.


(Wajah mesem)

"Kakak tau gak Dina nungguin dari jam brapa ?" Ujarnya mengambil helmku.

"Iyadeh maaf ya kakak telat jemput"

"Tadi kakak jumpain temen sebentar" Ujarku mencoba membujuknya.

"Tau ah"

"Udah jalan , Dina dah capek banget nih"
Ujarnya sambil naik ke motorku.

Sepanjang jalan kerumah pikiranku melayang ke Dia yg ku temui di danau tadi .


"Itu cewek tinggal dimana ya ?" Ujarku dalam hati.


"Kak ? Oi ! Kak ?"
"Dih...di jalan malah ngelamun"
"Khayalin siapa sih ?" Ujar Dina.

"Ha ? Nggak kok Din"
"Kakak cuman bingung aja" Ujarku tersadar.

"Bingung kenapa kak ?" Ujarnya bingung.

"Tadi kakak pagi lihat cermin" Ujarku.

"Terus ?" Ujarnya.

"Kakak lihat makin hari , kakak makin ganteng aja" Ujarku melecehnya.

"Idihhh...jijik tau kak dengernya" Ujarnya sambil tertawa.

"Heheh...emang iya kan ?" Ujarku dengan PeDe.

Yah begitulah aku dengan adikku , kami jarang bertengkar dan aku sangat sayang dia dan ibu.

Karena selain aku saudara laki2 yg paling tua juga karena kewajibanku yg harus menjaga mereka setelah Ayah sudah tiada .

Ayah pensiunan Pegawai Negeri Swasta di kota ini sedangkan ibuku pengusaha kue kering Home made .

Mungkin itulah jodoh , ya ntah darimana ketemunya seorang PNS dan pengusaha kue menjadi pasangan suami istri yg sekarang jadi orang tua kami....

"Maaa ?? Kami udah pulang" Ujar Dina memanggil dari teras rumah .

"Coba telpon Din"
"Siapa tau mama di kamar lagi tidur" Ujarku turun dari motor .

"Kreekkk"
"Baru nyampe Din ? Lama banget pulang les nya" Ujar ibuku.

"Tau tuh"
"Dina udah pulang dari tadi ma , cuman kak Dana aja yg lama banget jemputnya" Ujarnya sambil masuk kerumah.

(Ibu menatapku heran)
"Bener Dan ? Kamu kemana aja sebelum jemput Dina ?" Ujar ibu.

"Kan udah Dana bilang kalau nemuin temen dulu bentar" Ujarku menjelaskan.

"Yaudah2 , mamah gak masalah"
"Asal kamu sama Dina selamat sampai rumah" Ujar ibu.

"Masuk gih , mamah udah masak buat kalian tuh"
"Ada ayam balado kesukaan kamu juga" Sambung nya .

"Yg bener mah ?"
"Wah..kebetulan banget Dana belum makan siang tadi" Ujarku menutup pintu.

Siang dan sore yg biasa dirumahku selalu penuh dengan kehangatan sebuah keluarga .

Aku sangat bahagia memiliki mereka di hidupku dan aku tidak tau apa jadinya aku tanpa mereka...

"Tok...tok..." Suara pintu kamarku di ketok

"Dan ???"
"Mau mamah kasih bangun gak nanti pagi ?" Ujar ibuku di balik pintu kamar.

"Boleh mah" Ujarku dari kamar

"Jangan kemalaman tidurnya , biar bisa cepat bangun" Ujar ibu pergi dari kamarku.

"Untung aja mama nawarin ngasih bangun gue" Ucapku lega.

Ya mungkin karena Ibu selalu perhatikanku terlambat hampir setiap hari .

Tapi malam ini aku gak bisa berhenti memikirkan kata2nya
Wanita yg kutemui tadi siang itu sangat membuatku penasaran .

"Bodo ah"
"Mending gue tidur ketimbang mikirin tuh cewek aneh" gumamku mematikan lampu tidur.

Dan keesokan paginya...
"Dana !!! Bangunnn !"
"Astaga anak ini dari tadi di bangunin gak bangun2" Ujar ibu kesal.

"Umm..."
"Aaa....? (Menguap)"
"Ada apa sih mah ?? Dana masih ngantuk nih"
"5 menit lagi ya" Ujarku memejamkan mata lagi.

"Kamu gak sekolah ?"
"Ini udah jam 8 loh" Ujar ibuku.

"Hari ini Dana gak sekolah mah"
"Kan tanding basket" Ujarku masih menutup mata.

"Jadi kamu gak bangun pagi ?" Tanya Ibu.

"Pertandingannya mulai jam 9 , Mah" Ujarku tak beranjak sedikitpun dari tempat tidur

"Yaudah deh terserah kamu aja"
"Yang penting mama udah bangunin kan ?" Ujar ibuku meninggalkanku

"Hu'um..."
"Sebentar lagi..." Ujarku melanjutkan tidur.

Kembali aku tertidur dan bermimpi yg sangat aneh.
Aku bermimpi berada di tepian danau dan bersiap untuk lompat....
Setelah melihat bayanganku di danau , aku pun melompat masuk ke danau...

""Aaakkkhhh....!!!""
"Mimpi apaan tuh tadi ??" Ujarku terkejut dan bangkit dari ranjang.

"Gila banget mimpinya"
"Pasti karena gue mikirin tuh cewek dari semalam" Ujarku masih tak percaya.

"Tiiitt...tiitit...(suara jam weker)"

"Hah !!??? Yg bener nih ?"
"Jam 9 lewat !!!???"
"Gawattt ! Gue telat ke pertandingan" Ujarku sambil bergegas dan bersiap .

Jam menunjukkan pukul 9:34 , itu artinya aku terlambat setengah jam ke pertandingan basketku
Dan yg lebih parahnya ini adalah pertandingan final Tim kami .

Setelah kerepotan mempersiapkan diri dirumah akhirnya aku sampai ke venue pertandingan tersebut.

Kami bertanding di Sekolah Citra Buana yg bisa di bilang rival Tim bola basket kami sejak dulu
Bisa di bilang kami bermain di kandangnya kalau bahasa sepak bola.

Kutemui pelatih timku sekaligus guru Olahraga kami , Pak Panji
Dilapangan sekolah ini sudah dipenuhi siswa dan siswi masing2 sekolah saling menjago kan sekolahnya sendiri.

(Suara riuh murid2 yg menonton)
"Pak ? Maaf saya terlambat"
"Saya sudah siap bermain sekarang" Ujarku mendekatinya.

"Kamu datang ?"
"Bapak hampir coret nama kamu dari formasi kita" Ujar pak Panji.

"Maaf pak saya ada kendala waktu kesini"
"Izinkan saya main pak" Ujarku memohon.

"Yasudah kamu masuk gantikan Reza"
"Bapak harap kamu bisa ngerubah keadaan kita"
"Jangan buat bapak kecewa" Ujar pak panji.

"Gak akan pak"
"Saya janji" Ujarku lantang.

Pergantian pemain pun di lakukan , aku masuk menggantikan Reza yg jadi Kapten di pertengahan babak pertama.

Saat ku memakai ban kapten , aku teringat kata Ayahku dulu sewaktu aku berbohong.

"Harga diri seorang lelaki adalah perkataan dan janjinya , kalau kamu mengingkari janji dan kata2 yg sudah kamu ucapkan maka kamu bukan anak laki2 papah lagi".

Aku sudah berjanji dan takkan ku ingkari.

"Semangat !! Ayo !!! Kita tunjukin kehebatan Tim basket Satria Muda !" Teriakku sambil berlari ke tengah lapangan.

"Ini dia kapten tim kita"
"Lama banget sih lo datangnya ?" Ujar jono mendekatiku.

"Tenang jon"
"Jagoan selalu datang belakangan kan ?" Ujarku agak menyombong.

"Hehe...sialan lu" Ujar jono.

"KITA TUNJUKIN SIAPA KITA SEBENERNYA !!!" Teriak ku coba membakar semangat teman2ku.

Papan skor saat aku pertama masuk adalah 24:13 .
Aku harus merubah itu menjadi kemenangan , bagaimanapun caranya ntah dengan timku atau aku sendiri yg merubahnya.

"Prriitttt...." Suara peluit panjang akhir pertandingan berbunyi.

(Sorak-sorai penonton pun semakin keras)
"Dan pemenang pertandingan turnament antar sekolah sederajat adalah....."
"SEKOLAH SATRIA MUDA !!" Teriak panitia sekaligus walikota kami .

"Wooooo...!!!! Yeaaaay !!!"
Suara teman2 se-tim ku bergembira atas kemenangan kami yg susah payah itu.

Kami pun di beri trofi untuk di bawa pulang ke sekolah
Pulang dengan tangan hampa memang bukan tujuan kami.

Aku yakin jika kita bersungguh2 atas sesuatu , tuhan pasti akan membantu kita mendapatkannya....

"Gak sia2 lo masuk bro"
"Gue rasa lo bawa hoki deh ke tim kita" Ujar jono sambil menepuk bahuku.

"Ah...ada2 aja lo"
"Kita menang ya karena kita gak berenti berusaha jon" Ujarku merendah.

"Emm....iyaa2 , ngerendah aja terus"
"Ehh2....ada yg datang noh" Ujar jono menunjuk ke arah belakangku.

"Ah ? Apaan sih ?"
"Siapa ?" Ujarku memalingkan badan.

Dia berjalan perlahan mendekatiku dengan kedua tangan di belakang pinggang nya
Senyum tipis dengan pipi nya yg chaby itu , syakila datang menemuiku.

"Hay" Ucapnya
"Hay ?" Jawabku.

"Gue kira lo gak dateng"
"Sampai pengen ninggalin aja tadi"
"Eh akhirnya lo datang" Ujarnya dengan wajah imutnya.

"Loh ? Kok gitu ?"
"Berarti lo gak sepenuh hati dong dukung sekolah kita ?" Jawabku heran.

"Iyaa bukan gitu juga sih"
"Itu kan sama aja gue nungguin elo" Ujarnya sambil menyodorkan air mineral yg ada di belakang pinggangnya.

Wajahku seakan memanas , aku salah tingkah mendengar kata2nya
Tak kusangka cewek yg sedari dulu ingin aku ajak bicara , malah gombalin aku.

"Em...aa...masa ?"
"Elo nungguin gue ?" Ujarku malu2.
(Mengambil air mineral yg dia sodorkan)

"Hu'um"
"Iya gue nungguin elo"
"Dan kalo boleh , gue mau nunggu lo lagi dirumah gue ntar malam ?" Ujarnya sambil tersenyum.

"Hah ??? Syakila ngajak gue ke rumah nya ??? Gue gak salah dengerkan ?"
Ujarku dalam hati.

"Dan ? Mau gak ?" Ujarnya.
"Iii...iya pasti lah kil , gue datang" Ujarku terbatah2.

"Yaudah...jam 7 ya"
"Alamatnya ntar gue sharelock aja"
"Bye" Ujarnya sambil melambai meninggalkan ku.

"O...oke"
"Bye juga kila" Ujarku.

Dalam hatiku berkata
"Ehh....sebentar ? Dya mau sharelock dari mana ?" .

"Gimana ? Jadi nge-date nya nih ? Ujar jono merangkul ku.

"Kaget gue jon"
"Iyaa gtu deh jon , tapi gue bingung"
"Gue kan gak tau rumah dia" Ujarku yg masih kebingungan.

"Tenang aja"
"Ntar malam juga dia kasih tau rumahnya"
"Gue udah ngasih whatssapp lo daro sebelum pertandingan" Ujar jono sambil tertawa.

"Gila lu jon"
"Harus gimana gua terima kasih nih ?" Ujarku merangkul nya balik.

"Anggap aja hadiah dari gue , karena tim kita menang"
"Tapi jangan lupa ya kabar2in kelanjutan elo pada" Ujarnya.

"Haha...siap2 jon"
"Elo emang teman terbaik gue" Ujarku.

"Ah bisa aja lo tokek belanda" Ujarnya bercanda.

Hari ini aku sangat bahagia , bukan hanya karena Tim ku yg menang turnamen
Tetapi karena syakila , orang yg aku sukai sejak kelas 1 peka dengan perasaanku.

Aku tak berhenti tersenyum selama perjalanan pulang , ingin rasanya mempercepat waktu nanti malam untuk bertemu syakila.

Syakila....tunggu aku


Bersambung...
























Sabtu, 29 September 2018

Mawar putih II

Ketika senja tiba aku selalu menunggu nya disini , tempat yg sama dimana aku bertemu dia untuk pertama kali nya .
Tepi danau di salah satu kota kecil di pinggiran ibukota
Saat aku melihat dia basah kuyup terkena hujan di pinggir danau ini dengan wajah sedih dan terduduk di rumput basah
Ini adalah kisah tentang Dia yg aku tidak tahu namanya.

Chapter II


  Aku melihat gadis itu disana tapi aku tak bisa berhenti sekarang .

Toh aku juga tak mengenalnya pikirku 
Sembari aku berpikir dan melihat ke arahnya , tak kusangka dia akan memalingkan wajahnya ke arahku 
Spontan saat itu aku tak karuan membawa motorku .

Aku lihat raut wajah sedih yg terbingkai di wajahnya , mata senduh yg mungkin menangis bila tak terkena air hujan .

Tapi aku berpura2 seolah tak melihatnya , aku lanjutkan perjalanan tanpa menghiraukannya .
Aku memang tipe orang tidak perduli dengan sekitar 
Dalam artian aku tak suka mencampuri urusan orang lain dan bukan anti sosial juga .

Sesampainya dirumah.
"Tok...tok..."
"Assalamualaikum....Mah ?"
"Dana udah pulang Mah" Ujarku sambil mengetuk pintu.

"Wa'alaikum salam" terdengar suara dari dalam pintu rumah.

"Krekk..."
"Pulang hujan lagi Dan ?" Ujar Ibu ku.

"Iya Mah"
"Bulan ini hujannya hampir tiap hari deh Mah " Ujarku.

"Masuk gih terus ganti baju"
"Anak Mamah kok mandi hujan , dah gede juga" Ujar Ibu ku sambil menutup pintu.

"Sepi banget Mah ?"
"Dina mana ?" Ujarku.

"Dina ada les tambahan katanya"
"Mungkin pulang sore , barusan Mamah di whatssapp sama dia" Ujar ibuku.

Dina adalah adik perempuan ku , namanya Ardina Sari
Aku naik ke lantai 2 rumahku dan segera ke kamar mengganti pakaian.
Tapi tiba2 ku terdiam di depan cermin dan masih berpikir 
APA DIA MASIH DISANA ? 
TAPI DIA SENDIRIAN DI TENGAH HUJAN , MALAH DERAS LAGI
DIA GAK BAKAL DI GANGGUIN JUGA KAN DISANA ?
AH....GAK MUNGKIN , PASTI DIA ORANG YG TINGGAL DI SANA JUGA KAN ?
Apa sih yg aku pikirin ? 
Kenal juga nggak , kenapa harus ngerasa bersalah gini ?
Kembali ku ke lantai bawah dan mendapati Ibuku sedang duduk di meja makan sambil membaca majalah.

Aku bergabung dengannya di meja makan tetapi hatiku masih risau karena gadis itu.

"Mah ?"
"Mah boleh nanya gak ?" Ujarku.

"Mau nanya apa sih Anak Mama ?" Ujar Ibuku.
Entah apa yg kupikirkan saat itu , aku bertanya sesuatu yg mungkin sukar untuk di tanyakan.

"Kalau mamah ngeliat orang lagi sedih , biasanya apa yg Mamah lakuin ?" Ujarku sedikit kaku.

"Iya tergantung" Ujar Ibuku.

"Tergantung ? Tergantung apa Mah ?" Ujarku bingung.

"Orang yg kita kenal atau yg gak kita kenal" Ujar Ibu sambil membalik halaman majalahnya.

Masa sih Ibu tau maksud ku ? Aku kan bertanya karena penasaran dengan gadis di danau itu.
"Kalau yg kita kenal ?" Ujarku.

"Ya kita rangkul , tanya masalahnya , coba hilangin sedihnya , siapa tau sedihnya itu kita penyebabnya" Ujar Ibuku.

"Terus ? Kalau yg gak kita kenal ?" Ujarku menimpali jawabannya.

(Ibu tersenyum tipis)
"Kamu mau ngomongin apa sih sebenernya Dan ?" Ujar Ibuku.

"Ehh....iya...soal itu ? (Garuk kepala)" Ujarku.

"Iya deh"
"Kalau yg gak di kenal ya biarin aja" Ujar ibuku.

Hufft...rasa bersalahku membiarkan gadis itu sendiri disana sudah hilang , hatiku sedikit lega
Bangkit ku dari meja makan .

"Yaudah deh Mah"
"Dana ke kamar dulu ya , mau tidur dulu" Ujar ku.

"Iya"
"Jangan kelamaan bangun nya , ntar gak bisa jemput dina lagi" Ujar Ibu.

"Siap Mah" Ujarku.

Tak berapa lama aku menjauh dari kursi meja makan , tiba2 Ibu memanggilku.

"Dan ??" Ujar Ibu.

"Iya Mah ?" Ujarku menoleh.

"Setiap orang punya masalahnya masing2 , orang yg gak kita kenal pun juga punya masalah"
"Cuma Hewan yg gak punya masalah di hidupnya"
"Jadi kalau kamu mau minta saran Mamah , jangan biarin orang yg punya masalah datang ke kamu dan kamu tetep biarin masalah itu pergi bersamanya"
"Karena itu sama aja kamu biarin dia menjadi Hewan" Ujar Ibuku.

Seketika aku terpaku mendengar kata Ibu
Pikiranku kembali ke gadis itu , aku gak bisa biarin tuh cewek sendiri di tengah hujan dengan masalahnya pikirku .

Tanpa pikir panjang aku meninggalkan Ibu tetapi bukan ke kamar , melainkan ke tepi danau tempatku melihat gadis itu.

"Mah ? Dana keluar dulu ya" Ujarku bergegas memakai jaket dan helm .

"Kamu mau kemana Dan ?"
"Masih gerimis loh" Ujar Ibu khawatir.
"Udah reda ya Mah ?" Ujarku mengambil payung.

"Justru karena sudah reda aku resah , seharusnya aku mendatanginya sejak hujan deras tadi" dalam hatiku berkata .

"Dana ada urusan Mah"
"Nanti Dana jadi kok jemput Dina" Ujarku sambil menyalakan motor.

"Inget ya !"
"Jam 4 kurang Dina dah harus di jemput" Ujar ibu perlahan menutup pintu.

Ku laju motorku menembus rintik hujan yg mulai reda , terlihat matahari mengintip di balik awan gelap .

"Dia masih disana atau udah pergi ya ?" Gumamku.


Sudah sampaiku di jalan sebelah danau , mataku terus terarah ke tepian danau yg luas dan masih mencari gadis itu.

"Mana lagi tuh cewek ??"
"Mana udah kaya orang stres gini hujan2an keluar" gumamku dalam hati.

Akhirnya aku menemukannya , dia masih di tempat yg sama tanpa bergerak semeter pun dari sana .

Aku pelankan laju motorku dan berhenti di pinggiran jalan 
Karena dia aku parkir sembarangan pikirku .

Perlahan2 aku menuruni tepian jalan ke danau yg lumayan curam
Meski agak ragu menegurnya tapi aku coba beranikan diri .

"Hai ?"
"Lo gak pa2 ?" Ujarku terbatah2

"Apaan sih , kenal juga kagak sok2an nanya gak pa2" gumam ku dalam hati.

"..........." Dia diam seribu bahasa.

"Ohiya....payung nya" bicara ku pada diri sendiri .

Kubuka payung yg kubawa tadi dari rumah dan dengan perasaan sedikit grogi aku memayunginya .

".........." Masih diam dan hanya mengusap wajahnya yg basah dengan baju lengan panjang putih nya .

Matanya masih kosong ke arah danau yg beriak karena tetesan air hujan , dirinya disini tapi aku tau pikirannya tidak .

"Gue belum pernah liat lo disini sebelumnya"
"Lo bukan orang sini ya ?" Ujarku mencoba mengajaknya berbicara

"........." Dia masih diam dengan tatapan kosongnya.

"Gue Dana"
"Aditya wardana" Ujarku sambil menyodorkan tangan.

Tak terdengar lagi suara tetesan hujan di payungku dan sinar matahari mulai menembus pekat nya awan pertanda hujan telah berakhir .

(Bergerak dari duduknya) 
Dia pergi meninggalkanku dan tanganku yg ingin berjabat .

"Ehhh...kok"
"Bukannya gak sopan ya ?"
"Ninggalin orang yg lagi ngomong sama lo ?" Ujarku sedikit kesal .

Kututup payungku berjalan mengikutinya
"Kenapa gak gue tinggalin aja nih cewek" Ujarku dalam hati .

Aku semakin kesal dibuatnya , dengan tak sabarku tarik tangannya .

"Lo bisu ya ?" Ujarku sambil menarik tangannya.

"......." Dia menoleh dan air mata menetes ke pipi nya yg merah , kulitnya yg putih kemerahan , wajah sedih nya seakan menggambarkan suasana hatinya saat ini .

"Em...maaf"
"Kalau lo gak mau cerita juga gak pa2" Ujarku melepas tangannya.

Dia menunduk dan menatap ke danau seperti ada yg ia risaukan , entah apa itu aku tak tau.

"Kamu pernah gak ngerasa menyesal karena terlahir di dunia ini ?" Ujarnya tanpa menatapku .

"Sorry ? Menyesal ?"
"Ya kalau lo nanya gue , gue gak pernah menyesal terlahir di dunia ini" 
"Gue punya orang tua yg hebat , adik yg nakal banget , sahabat yg selalu ada waktu gue susah , dan wanita yg gue suka" Ujarku .

"Tapi gak semua seberuntung kamu" Ujarnya sambil melihat ke arahku .

"Maksudnya ?"
"Semua orang punya yg gue bilang tadi kan ?" Ujarku .
Aku sejenak terpaku melihat wajahnya .

Apa ini ? Aku seperti berhadapan dengan Kila , tunggu...apa mata itu melihat ku ?
Matanya yg kecoklatan memantulkan wajahku .

Kami saling memandang satu sama lain .
Tubuhku terpaku dan mataku terfokus ke pandangannya .
Dia seolah menghipnotis ku untuk memandang matanya .

Bersambung...