Tepi danau di salah satu kota kecil di pinggiran ibukota
Saat aku melihat dia basah kuyup terkena hujan di pinggir danau ini dengan wajah sedih dan terduduk di rumput basah.
Ini adalah kisah tentang Dia yg aku tidak tahu namanya.
Chapter IV
Malam yg aku tunggu telah tiba dan mungkin ini mimpi yg sudah lama aku hayalkan .
Aku sudah membayangkan hal romantis yg akan aku lakukan dengan Kila , entah lah aku bisa atau tidak melakukannya .
Bagaimana tidak , aku berpikir sepanjang petang hingga malam untuk ini .
Dari ujung kaki hingga kepala aku sudah siapkan dan totalitas .
"Ternyata gue ganteng jugak kalau rapih gini" Ujarku didepan bercermin.
"Gak sia2 juga gue beli kemeja buat malam ini , demi kila !" Ujarku merapikan baju.
Suara datang dari depan pintu kamarku.
"Kak ?? Dina masuk ya ?"
"Masuk aja , pintunya gak di kunci kok Din" Ujarku.
"Wiihh...kakak mau kemana ? Keren banget" Ujar Dina melihat dari bawah sampai atas tubuhku.
"Ya pasti dong"
"Baru tau kalau kakak keren ?" Ujarku agak menyombong.
"Mau ketemu sama cewek ya ?" Ujar Dina penasaran.
"Doain aja , kan kamu pengen punya saudara perempuankan ?" Ujarku sembari memakai sepatu.
"Kakak perempuan ? Ya mau lah"
"Asal jangan ceroboh kayak kakak aja" Ujarnya mengejekku.
"Kalau kakak perempuan yg cantik terus baik ? Mau gak ?"
Ujarku sambil keluar dan mengunci pintu kamar.
"Iya mau banget kak" Ujarnya senang.
"Kalau gitu bantu kakak cariin jaket , cepetan ya"
"Kakak mau berangkat sekarang" Ujarku.
"Kakak mah kebiasaan letakin barang sembarangan" Ujarnya.
"Kamu udah makin mirip mamah ya" Ujarku keluar rumah.
"Dapet gak ? Kakak berangkat aja deh kalau gak nemu" Ujarku menyalakan motor.
"Bentar kak , nemu kok"
"Nih jaketnya" Ujarnya menyodorkan jaketku.
"Yaudah , kakak pergi dulu"
"Bilang sama mama kalau kakak pergi ke tempat jono" Ujarku memutar arah motorku.
"Ehh...Kenapa gak bilang aja sih kalau kakak mau ketemu sama gebetan kakak ?" Ujarnya sambil menahan motorku.
"Soalnya kalau kakak bilang ketemu gebetan , otomatis mama kan jadi kepo tuh"
"Kakak gak mau aja , kan biar suprise sama mama" Ujarku.
"Hum..iya deh"
"Pergi gih" Ujarnya menjauh dari motorku.
"Oke...kakak pergi dulu ya adik ku sayang" Ujarku menjalankan motor.
Lalu lintas jalanan di kotaku memang tidak terlalu padat dan macet seperti ibukota .
Ya karena hal itu juga yg membuat aku tidak terlambat janji bertemu dengan Kila .
Belum terhitung 30 menit , aku sudah menemukan rumah Kila .
"Ouhh...jadi ini rumahnya ?" Ujarku sambil menyamakan nomor rumah Kila di handphone ku.
"Kila ternyata tinggal di perumahan elit gini ?"
"Belum ketemu gue udah minder duluan" Ujarku dalam hati.
Ku matikan mesin motor dan segera turun menuju ke depan pintu rumah Kila .
"Duh...gue tengsin banget ni"
"Atau gue balik aja gak ya ?" Ujarku.
"Eh...kalau gue nyia-nyain kesempatan ini"
"Sama aja gue hancurin mimpi gue "
"Nggak ! Gue gak akan mundur buat kila" Ujarku dalam hati.
Sambil mengumpulkan keberanian dalam diri ku , aku pun akhirnya menekan bel pintu di rumah Kila .
Tak berapa lama aku menekan bel , terbukalah pintu rumah Kila yg mewah itu
Tapi bukan Kila yg keluar , melainkan Ayahnya.
Aku sempat terkejut melihatnya , tapi untungnya keberanian ku telah terkumpul .
"Assalamualaikum" Ujarku.
"Wa'alaikum salam"
"Cari siapa ya dek ?" Ujar Ayahnya.
"A...anu om" Ujarku terbatah2
"Anu om ?"
"Kamu nyari saya ?" Ujar Ayanya.
"Bu...bukan om"
"Saya kesini mau ngajak Kila keluar"
"Saya temen sekolahnya Kila" Ujarku.
"Ooh...jadi kamu yg Kila ngomongin dari tadi"
"Sebentar ya bapak panggilkan Kila nya dulu" Ujar Ayahnya Kila.
"Hah ? Kila ceritain gue di depan bokapnya ?"
"Apa jangan2 Kila mau ngenalin gue ke orang tuanya ?"
"Tapi ini kan cepet banget kalau buat itu" Ujarku bertanya dalam hati.
Tak lama aku bertanya2 di dalam hati , tampak bayangan wanita di lantai teras rumah itu.
"Kila ?"
Ujarku sambil melongo melihatnya.
Dia sangat cantik dengan dress putih itu , rambutnya yg di biarkan terurai bergelombang membuat mataku tak bisa berhenti melihatnya.
"Ke...kenapa ?"
"Gue jelek ya ? "
"Atau make up gue ketebelan ?"
Ujarnya bingung.
"...Enggak kok , bukan itu"
"Elo cantik banget malam ini" Ujarku memberikan senyum terbaik ku.
"Ah dasar lo...belum apa2 dah gombalin gue" Ucapnya tersipu malu.
"Mau berangkat sekarang atau duduk dulu ?" Ujarku menawarkan.
"Langsung aja yuk"
"gue janji ma bokap pulang nya cepet. Ujarnya menarik tanganku.
"Kila megang tangan gue ?"
"Gue gak mimpi kan ?"
"Bener2 best day ever gue nih" Ujarku dalam hati.
Kami sudah sepakat untuk makan ke rumah makan tengah kota yg lumayan terkenal di kalangan anak muda kota ku .
Tempat yg cozy dan romantis , cocok buat pasangan muda seperti kami .
Sesampainya kami disana dan memesan makanan dan minuman pilihan kami , Kila memulai percakapan .
"Diem aja Dan ?"
"Elo gak suka ya jalan sama gue ?" Ujar Kila.
"Ng...nggak kok"
"Malah gue seneng banget bisa jalan sama lo" Ucapku.
"Jadi kok lo diem aja sekarang ?"
"Selama dijalan juga cuman ngomongin rumah" Ujarnya penasaran.
Ya memang selama di perjalanan aku bingung memulai percapakan dengan Kila karena terlalu grogi nya .
Yg kami bicarakan dijalan hanya rumah Dia yg tak terlalu sulit aku temukan .
"Sorry deh kalau lo ngerasa gitu"
"Gak maksud buat lo gak nyaman" Ujarku.
"Hm...iyadeh gak pa2 kok Dan"
"Ini juga pertama kali gue jalan sama cowok di sini" Ucapnya.
"Hah ? Lo serius ?"
"Gue yg pertama jalan sama lo ?" Ujarku terkejut mendengarnya.
"Iya Dan"
"Emang kenapa ? Lucu ya ?" Ucapnya.
"Nggak kok"
"Ya aneh aja , cewek secantik elo gak pernah nge-date ma cowok" Ujarku.
"Ah...bisa aja loh Dan"
"Iyaa banyak sih yg ngajak gue jalan , cuman ya gitu"
"Gue nya yg gak srek ma mereka" Ucapnya.
"Terus kok elo mau jalan sama gue ?" Ujarku.
"Ya soalnya gue udah merhatiin elo udah lama Dan"
"Gue rasa lo anaknya unik"
"Makanya gue mau jalan sama elo" Ucapnya sambil menatapku.
"He...he...maksud lo unik ?" Ujarku tersipu.
"Ya siapa cobak yg bisa terlambat berulang kali di sekolah idaman , yg terkenal sama anak2 pinter nya ?"
"Ya elo Dan , lo beda aja" Ucapnya tertawa kecil.
"Haha..elo muji atau ngeledek nih ?" Ujarku.
Makanan pun sampai , kami terus berbincang tentang sekolah dan sekali2 tentang masalah pribadi.
Ayah Kila adalah pensiunan tentara dan Kila anak tunggal di keluarganya , dalam benak ku sudah pasti jika Ayahnya sangat protektif kepadanya .
Waktu sudah mulai larut , makanan di meja juga sudah tak tersisa
Kami putuskan untuk pulang , walaupun aku tak ingin mengakhiri malam yg indah ini .
Sesampainya di rumah Kila...
"Yaudah deh , gue balik ya kil" Ujarku sambil memutar arah motorku.
"Elo gak mau singgah dulu Dan ?" Ucapnya.
"Nggak deh , lain kali aja"
"Itu pun kalau lo ngasih , hehe " Ujarku.
"Ngomong pa'an sih"
"Ya pasti gue kasihlah" Ucapnya.
"Ya siapa tau setelah malam ini elo gak mau jalan ma gue lagi ?" Ujarku minder
"Justru setelah malam ini , gue mau ada lagi malam2 berikutnya" Ucapnya tersipu malu.
"Ma...maksud lo ?"
"Elo mau jalan sama gue lagi ?" Ujarku.
"Iya Dan"
"Dan gue harap juga elo ngerti yg gue maksud tadi di cafe" Ucapnya menatapku.
"Yg di cafe ?"
"Yg mana ??" Ujarku bingung.
"Hehe...masa cewek duluan yg ngomong"
"Dasar gak peka lo" Ucapnya tersenyum simpul.
"Iya...gue kan bukan dukun yg tau isi hati lo" Ujarku tertawa.
"Udah ah , besok jangan lupa jemput gue ya" Ucapnya sambil menuju pintu rumah nya.
"Jemput ?"
"O...oke besok gue jemput ya" Ujarku tersenyum lebar.
"Oya...satu lagi" Ucapnya.
"Apaan ?" Ujarku sambil menyalakan motor.
"Kamu hati2 ya" Ucap Kila sambil tersenyum.
"....degg...degg..."
"Kila bilang kamu ?"
"Jantung gue berasa mau meledak" Ujarku dalam hati.
"Pasti" Jawabku.
"Bye"
"Bye jugak"
Selama perjalanan pulang aku tersenyum tak karuan mengingatnya , mengingat senyum nya dan wajahnya saat tersipu malu .
Pikiran ku sekarang hanya terbayang wajahnya...